Archives

0

Dariku yang Tersakiti

puisiku Kamis, 21 Oktober 2010
terlihatkah dari matamu
aku disini
pekakah hatimu
aku tertatih

selalu kukatakan
tak akan bisa berjalan tanpamu
selalu kubayangkan
hidup ini tanpamu

tapi, lihatlah dari sini
kau yang tertawa
senyum ceria
tidakkah aku??

ingin rasanya aku membunuh
cinta yang telah sekian lama bersamaku
ingin rasanya mati rasa
ketika tak sedikitpun mata itu menoleh

dan ketika mentari datang
aku mendahuluinya
untuk memberikan tangkai mawar mati
menandakan kisah itu telah pergi

jauh bersama sang waktu,
tak sama seperti dulu

jangan kau tanyakan dari siapa
karena
mawar hitam itu dariku

yang tersakiti
0

berat lepaskanmu

puisiku Jumat, 01 Oktober 2010
aku menangis
aku sakit
aku terluka
lelah menunggumu

aku berlutut
tak kuasa
menahan perih
menanti cinta tulus

terasa sia-sia
bila ingat
semua masa lalu
yang penuh dengan kebohongan

aku manusia
tak berarti apa-apa
andai kau merasakan
rasa inginku

aku bodoh
aku terlalu bermimpi
yang tak mungkin
dan tak akan pernah

hujan adalah tangisku
pekat malam hatiku
bintang redup cahayaku
berat melepasmu
0

peri yang melukai

puisiku
tuhan, apa yang salah dalam diri ini
aku tak bisa bertahan
dibawah cinta yang bukan milikku
dan aku mencoba mengusik cintanya

mungkin dia bukan peri cintaku
tapi aku menyayanginya
aku mengagumi sosoknya
tapi bukan aku yang dicintainya

tuhan, apa yang harus kuperbaiki
imankah? amalkah? atau hanya sekedar kasih sayang?
aku buta tuhan
aku tak tau kemana arah berjalan

aku tersesat tuhan
tiada lilin dan bintang disini
hanya ada kegelapan
dan mata yang buta

tuhan aku ingin memilikinta
tapi apakah yang bisa kulakukan
haruskah aku mengejarnya
atau aku hanya menunggunya
berdiam diri tanpa bicara

harus aku menuliskan berjuta kata indah untuk meluluhkannya
haruskah aku pergi kelangit ketujuh untuk melihatnya bahagia
bukan denganku
tapi dengan cinta yang ia miliki saat ini

tuhan, aku ingin berjalan lebih panjang
tak hanya sekedar mengenalnya
dan membunuh jiwaku
karena aku tak mampu memilikinya

aku akan mati ditaman ini
jika bukan dia dan kau yang menuntunku
tuhan, dengarlah hatiku yang merintih
yang selalu tersakiti

karena dia peri yang melukaiku
0

peri yang melukai

puisiku
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Cari Blog Ini

 
Copyright 2010 Puisi adalah Kehidupan